Minum Obat Jangka Panjang dipercaya banyak orang akan memicu terjadinya kerusakan ginjal. Namun mitos tersebut dibantah oleh Dr.Ikh...
Pada kondisi hipertensi, pembuluh darah akan cepat rusak, dan perlu anda ketahui bahwa di ginjal banyak sekali pembuluh darah kecil. Sehingga apabila tekanan darah tidak dikontrol karena tidak meminum obat rutin, maka ginjal akan rusak paling awal.
Setiap obat yang beredar secara resmi telah diteliti puluhan tahun dan efek samping yang ditimbulakan terus diawasi. Dan dokter tentu tidak akan memberi obat rutin dengan dosis tinggi untuk penyakit yang anda alami.
Penyakit kronis seperti diabetes melitus dan hipertensi adalah penyakit dengan penyebab multifaktor dan memiliki efek kerusakan pada berbagai organ tubuh, sehingga apabila pasien tidak minum obat, maka kerusakan organ akan lebih cepat.
Meski begitu, memang ada obat-obat tertentu seperti obat antinyeri, bisa membuat fungsi ginjal menurun. Untuk itu sebaiknya pasien tidak mengobati rasa nyeri sendiri, tapi lebih baik berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter, agar diberikan dosis yang tepat dan dipantau efek samping dari obat yang telah diberikan.
Untuk pengobatan penyakit kronis (hipertensi, diabetes melitus, atau penyakit jantung), selain minum obat secara rutin, pasien juga dianjurkan untuk berkonsultasi rutin kepada dokter dan tes laboratorium untuk mengevaluasi pengobatan dan mengetahui apakah target pengobatan telah tercapai.
Penggunaan Obat Herbat juga harus hati-hati, karena sampai saat ini penggunaannya sulit terpantau dosisnya. sebelum mengkonsumsi obat herbal untuk menyembuhkan penyakit anda, sebaiknya anda berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter, agar diketahui berapa dosis yang diperlukan.
Ringkasan:
- Minum Obat Jangka Panjang untuk pasien hipertensi, diabetes melitus, atau penyakit jantung tidak akan merusak ginjal,
- Penyakit hipertensi, diabetes melitus, atau penyakit jantung yang tidak terpantau dan diobati akan mempercepat perusakan organ dalam termasuk ginjal,
- Mengobati penyakit kronis harus dnegan pengobatan, pengawasan dokter dan tes laboratorium secara rutin.
