HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN RIWAYAT KURETASE DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bela...
loading...
HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN RIWAYAT KURETASE DENGAN
KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdarahan selama kehamilan dibagi
menjadi 3, yaitu perdarahan pada trimester 1, perdarahan pada trimester 2,
perdarahan pada trimester 3 . Perdarahan pada trimester 1 terjadi karena adanya
abortus, dari data penelitian sekitar 20% wanita hamil yang mengalami
perdarahan pada awal kehamilan separuhnya mengalami abortus. Perdarahan pada
trimester 2 sering disebabkan karena partus prematurus, solusio plasenta, mola
dan inkompetensi servik. Perdarahan pada trimester 3 (Ante Partum
Hemorrhage) disebabkan oleh solusio plasenta atau plasenta previa.1
Ante partum haemorrhage (APH) merupakan
perdarahan dari traktus genitalia setelah kehamilan 20 minggu. Plasenta previa
(31%) dan abrutio plasenta (22%) merupakan penyebab terbesar dari APH
yang dapat menyebabkan kematian janin dan ibu. Tidak adanya rasa nyeri
merupakan tanda yang signifikan dari adanya plasenta previa ataupun abrutio plasenta.1
Ada berbagai macam tipe dari plasenta
previa yaitu plasenta previa letak rendah, plasenta previa marginalis, plasenta
previa partialis, plasenta previa totalis (komplit). 2
Kuretase merupakan serangkaian proses
pelepasan jaringan yang melekat pada dinding kavum uteri dengan melakukan
invasi dan memanipulasi instrumen (sendok kuret) ke dalam kavum uteri, sendok
kuret akan melepaskan jaringan tersebut dengan teknik pengerokan secara
sistemik.3
Namun tindakan kuretase yang dilakukan
dapat menimbulkan berbagai komplikasi diantaranya adanya perdarahan, perforasi,
infeksi, robekan pada uterus. Dengan adanya robekan pada uterus maka
dimungkinkan terjadinya jaringan parut (scar tissue) yang dimana ketika
terjadi kehamilan berikutnya dapat mengakibatkan plasenta terbentuk tidak pada
bagian superior uterus melainkan pada bagian bawah uterus yang disebut dengan
plasenta previa. 3
Paritas adalah banyaknya kelahiran
hidup yang dipunyai oleh seorang wanita paritas dapat dibedakan menjadi
primipara, multipara dan granda multipara. Ada beberapa klasifikasi paritas
yaitu nullipara adalah seorang wanita yang tidak pernah menjalani proses
kehamilan, primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan hanya sekali
atau beberapa kali melahirkan janin yang hidup atau mati dengan estimasi lama waktu
gestasi antara 20 atau beberapa minggu, multipara adalah seorang wanita yang
pernah menjalani waktu kehamilan dengan sempurna 2 atau lebih dengan waktu
gestasi 20 minggu atau lebih, grande multipara adalah wanita yang telah
melahirkan sebanyak lima kali atau lebih.6
Organisasi kesehatan dunia (WHO)
melakukan pembahasan khusus tentang Angka Kematian Ibu di kawasan Asia Tenggara
menyumbang hampir sepertiga jumlah kematian ibu dan anak global. WHO
memperkirakan sebanyak 37 juta kelahiran terjadi dikawasan Asia Tenggara setiap
tahun, sementara total kematian ibu dan bayi lahir dikawasan ini diperkirakan
berturut turut 170 ribu dan 1,3 juta pertahun. Data dari WHO, UNICEF, UNFPA dan
bank dunia menunjukan angka kematian ibu hingga saat ini masih kurang dari satu
persen pertahun, hal ini bisa dicapai bila semua pihak terintegrasi, baik
ditingkat lokal maupun nasional. Dalam hal ini peranan tenaga kesehatan
terutama bidan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Apabila
masalah ini tidak segera di tuntaskan, tidak menutup kemungkinan target MDGSS
(Milenieum Development Goals) XXX untuk menurunkan AKI hingga 102 per 100.000
kelahiran hidup dan AKB hingga 23 per 1000 kelahiran hidup akan sulit dicapai.
Angka kematian
ibu yang disebabkan oleh plasenta previa kira-kira 0,03%. Kematian terbanyak
berhubungan dengan perdarahan uterus dan komplikas. Pada awal kehamilan,
plasenta previa parsialis sering berubah sebagai akibat pembesaran uterus dan
plasenta berubah posisi ke atas.
Angka kejadian
plasenta previa adalah 0,4% - 0,6% dari keseluruhan persalinan. Dengan
penatalaksanaan yang baik mortalitas perinatal adalah 20 per 1000 kelahiran
hidup. Pada awal kehamilan, plasenta mulai terbentuk, berbentuk bundar, berupa
organ datar yang bertanggung jawab menyediakan oksigen dan nutrisi untuk
pertumbuhan bayi dan membuang produk sampah dari darah bayi. Plasenta melekat
pada dinding uterus dan pada tali pusat bayi, yang membentuk hubungan penting
antara ibu dan bayi. Angka kematian ibu (AKI) adalah 228/100.000 kelahiran hidup dan AKB
adalah 34/1.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia
adalah yang tertinggi di Asia Tenggara.4
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI)
tahun 2012 Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka 359/100.000 kelahiran hidup dan Angka
Kematian Bayi (AKB) adalah 32/1000 kelahiran hidup.4
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat tahun 2013 AKI adalah 758 KH dan AKB 4.108 KH.5
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan XXX
Angka Kematian Ibu tahun XXX ada 37 kasus diantaranya: 16 kasus perdarahan, 18
kasus eklampsi, infeksi 1 kasus, lain-lain 2 kasus dan Angka Kematian Bayi
(AKB) neonatus 309 kasus.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di
XXX pada tanggal 27 Mei XXX diperoleh data kejadian plasenta previa adalah 22
kelahiran hidup dan kejadian riwayat kuretase adalah 198 kelahiran hidup dari
periode XXX.
Berdasarkan alasan tersebut penulis
melakukan penelitian dengan memilih judul dalam pengajuan proposal KTI adalah
sebagai berikut :
Hubungan antara paritas dan
kuretase dengan kejadian plasenta previa pada ibu bersalin di XXX periode XXX.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : Adakah hubungan antara paritas dan riwayat
kuretase dengan kejadian plasenta previa pada ibu bersalin di XXX periode XXX
?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan
Umum Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisis hubungan antara paritas
dan riwayat kuretase dengan kejadian plasenta previa pada ibu bersalin di XXX
periode XXX.
2.
Tujuan
Khusus Penelitian
a.
Diketahuinya
gambaran kejadian paritas ibu bersalin di XXX periode XXX.
b.
Diketahuinya
gambaran kejadian riwayat kuretase di XXX periode XXX.
c.
Diketahuinya
gambaran kejadian plasenta previa di XXX periode XXX.
d.
Diketahuinya
hubungan antara paritas dengan kejadian plasenta previa di XXX periode XXX.
e.
Diketahuinya
hubungan antara riwayat kuretase dengan kejadian plasenta previa di XXX periode
XXX.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian
ini akan di lakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara paritas dan riwayat
kuretase dengan kejadian plasenta previa pada ibu bersalin di XXX pada periode XXX. Penelitian ini dilakukan pada bulan XXX di XXX. Metode penelitian ini
menggunakan survei analitik dengan pendekatan Retrosfektif.
E. Kegunaan Penelitian
1.
Guna Teoritis
a. Institusi Pendidikan
Menambah ilmu pengetahuan,
keterampilan serta teori yang baru bagi mahasiswa dalam hubungan antra paritas
dan riwayat kuretase dengan kejadian plasenta previa melalui informasi atau
sumber yang didapat atau yang temukan selama mengerjakan karya tulis ilmiah
ini. Dapat menambah referensi sebagai sumber penelitian selanjutnya di
perpustakaan.
b. Bagi Peneliti
Mendapatkan tambahan wawasan mengenai hubungan antara
paritas dan riwayat kuretase dengan kejadian plasenta previa.
2.
Guna Praktiks
a. Bagi Lahan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan guna
meningkatkan pelayanan dan pendidikan kesehatan kepada ibu bersalin tentang
pentingnya mempersiapkan persalinan sedini mungkin.
b. Bagi Profesi
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi petugas
kesehatan sebagai informasi dan untuk menekan jumlah plasenta previa seminimal
mungkin dan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan.