Bayi P rematur adalah bayi yang lahir belum cukup umur untuk dilahirkan. Dan yang paling dikhawatirkan pada kondisi ini adalah, bay...
loading...
Bayi Prematur
adalah bayi yang lahir belum cukup umur untuk dilahirkan.
Dan yang paling dikhawatirkan pada kondisi ini adalah, bayi berisiko tinggi mengalami
berbagai gangguan perkembangan, Seperti
keterampilan,
bicara, tengkurap, duduk, berdiri,
berjalan, atau gangguan pertumbuhan
lainnya.
Untuk itu, bagi anda
orang tua dengan bayi lahir prematur harus memberikan perhatian ekstra dan
harus waspada terhadap satu saja dari milestone perkembangan anak
yang terlewatkan. Apabila ditemukan salah satu keterlambatan perkembangan
pada bayi prematur, segera lakukan intervensi. Adapun langkah pertama yang perlu dilakukan
adalah pemeriksaan ke dokter ahli, agar
dilakukan observasi. Pemeriksaan yang
dilakukan, sebaiknya menyeluruh yang melibatkan dokter sub
spesialisasi pediatri sosial.
Memang sebenarnya
orangtua bisa melakukan stimulasi di rumah, apabila menemui gangguan perkembangan pada bayi
lahir prematur. Namun, tentu yang terbaik observasi dilakukan oleh dokter ahli. Setelah dilakukan observasi, dokter akan
mendiagnosa apakah diperlukan
terapi atau tidak. Dan apabila diperlukan, bisa diketahui jenis
terapi apa yang sesuai
untuk bayi tersebut (umumnya terapi yang dilakukan adalah
terapi
sensori integrasi).
Terapi dan penanganan
yang tepat pada Bayi yang mengalami gangguan perkembangan, dapat menangani ketertinggalan akibat kelahiran prematur. Namun memang kondisi tersebut
sangat terpengaruh oleh kondisi saat lahir. Apakah kondisi berat
badan sangat rendah (lahir dengan
berat badan dibawah dua kilogram) dan usia kehamilan ibu saat melahirkan. Selain disebabkan karena kelahiran prematur, gangguan
perkembangan bayi juga disebabkan
karena berat
lahir rendah atau akibat penyakit
jantung bawaan.
Ringkasan:
- Bayi Prematur atau bayi dilahirkan dengan umur yang belum cukup mempunyai resiko tinggi Gangguan Perkembangan,
- Gangguan Perkembangan Bayi akibat kelahiran prematur bisa dikurangi dengan terapi sensori integrasi.